Review : Inception

"Dreams within dreams is too unstable!", Yusuf.

Setelah sukses menggarap Memento, The Prestige dan The Dark Knight. Christopher Nolan kembali menghadirkan sebuah film yang tak kalah hebat dari tiga film di atas, Inception. Mengisahkan Cobb (Leonardo DiCaprio), seorang pencuri handal yang mengambil informasi rahasia dari seseorang melalui mimpi. Namun hal itu membuatnya menjadi buronan internasional. Lewat suatu misi yang mengharuskan ia menanamkan sebuah ingatan baru kepada Robert Fischer (Cillian Murphy), Cobb dijanjikan oleh Saito (Ken Watanabe) bahwa Cobb akan bebas dari segala tuduhan dan dapat kembali pulang ke rumahnya. Dengan bantuan dari Arthur (Joseph Gordon-Levitt) sebagai point man, Eames (Tom Hardy) sang peniru identitas orang lain, Ariadne (Ellen Page) sang arsitek mimpi dan Yusuf (Dileep Rao) ahli kimia. Mampukah mereka melakukan misi yang hampir mustahil itu?

Apakah jadinya jika kerumitan Memento dibalut dengan kemegahan dan kesempurnaan The Prstige dan The Dark Knight? Tentu akan menghasilkan sebuah karya fenomenal, Inception. Film yang cukup berat bagi sebagian orang termasuk saya karena saya juga harus berkonsentrasi dalam menonton film ini. Saya agak sedikit terganggu dengan orang di sebelah saya yang selalu bertanya ini itu kepada temannya. "Bisakah kau diam dan tonton saja filmnya lebih dulu?" Cukup berat tapi sangat mempesona. Sepanjang film, saya dibuat melongo sampai bibir saya kering dan tak hentinya saya terus memutar otak. Bahkan saya sempat menahan napas sejenak saat menyaksikan betapa tegangnya action dan konflik yang disajikan. Beberapa adegan ditampilkan secara slow-motion, itu cukup untuk saya menarik napas kembali.
"We create the world of a dream. We bring a subject into that dream
and they fill it with their secrets", Cobb.
Bisakah anda bayangkan jika anda berada dalam mimpi seseorang sementara anda sedang berada di mimpi orang yang lain? Cukup rumit memang konsep yang diangkat tapi di situlah letak keistimewaan Inception. Anda dibawa masuk ke dalam suatu mimpi lalu pergi ke mimpi yang lain. Terkadang sebuah mimpi terlihat begitu nyata ataupun sebaliknya hingga anda akan sedikit kebingungan apakah ini mimpi atau dunia nyata. Tapi tenang saja, ada satu benda yang dapat memberitahu anda apakah anda berada dalam alam mimpi atau tidak, benda itu disebut totem. Namun saat ending, sang sutradara Chris Nolan cukup cerdas karena ia tidak menunjukkan secara jelas apakah Cobb masih berada dalam mimpi atau tidak (perhatikan totemnya). Hal tersebut membuat saya terus menerka-nerka tentang ending ceritanya.
"Dreams feel real while we're in them. It's only when we wake up
that we realize something actually strange", Cobb.
Menggaet sejumlah cast papan atas seperti Leonardo DiCaprio, Joseph Gordon-Levitt, Cillian Murphy, Ken Watanabe, Tom Hardy, Dileep Rao dan Ellen Page. Saya tidak perlu membahas akting DiCaprio, kita semua tahu kapasitas aktingnya sebagai seorang aktor kelas kakap. Menurut saya Joseph Gordon-Levitt dan Ellen Page tampil cukup menonjol, terutama Ellen Page. Dia sangat menarik perhatian saya, saya tidak sadar bahwa ia secantik itu dan aktingnya terlihat lebih matang dari sebelumnya.
Menurut anda saya terlalu berlebihan memuji Inception?
Anda akan berpikir ulang tentang pendapat saya ini saat anda telah menonton filmnya.

5 comments:

Rfirmansyah said...

Tiap baca tentang Inception bikin gw makin pengen nonton, hahaha

Thyo Aditya said...

@rfirmansyah: ya tontonlah,cha..haha
jgan sampe nyesel klo ga nonton.. :D

Rfirmansyah said...

I hope I will, A.S.A.P., hahaha

Bang Mupi said...

Nolan memang jenius, tapi filmnya ga terlalu istimewa banget menurut gua.

Thyo Aditya said...

mnurut gw,itu trgantung selera orangnya masing2.. :D