Review : I Love You Phillip Morris (2009)

Jim Carrey is a gay! Yup, di film ini Jim Carrey berperan sebagai Steven Russell, seorang gay yang telah beristri, Debbie (Leslie Mann) dan memiliki seorang putri. Hingga suatu kecelakaan harus membuatnya mengakui bahwa ia adalah seorang gay. Semenjak bercerai dengan istrinya, Steven tinggal bersama pasangan homo-nya, Jimmy (Rodrigo Santoro). Steven menyadari bahwa menjadi seorang gay itu butuh biaya yang besar demi menyenangkan pasangannya. Karena itu ia berkerja sebagai penipu ulung untuk mendapatkan uang. Sebab itu juga, ia ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Tanpa diduga saat di penjara ia bertemu dengan Phillip Morris (Ewan McGregor). Lalu kisah cinta mereka pun dimulai.

Tak seperti biasanya, saya cukup antusias jika menonton film based on true story. But, it's different! It's gay story, you know! Di film ini cenderung menyajikan komedi-komedi satir. Jujur saja, saya bukan penikmat komedi satir. Bukannya tertawa, saya malah memasang muka geli dan jijik melihat sepasang gay bermesraan. Di sini akting Jim Carrey agak berbeda, ia tidak menggunakan ekspresi dan mimik mukanya yang berlebihan seperti di film-film komedi yang pernah ia mainkan. Meskipun begitu, ia cukup menghayati perannya sebagai Steven. Yang menjadi sorotan saya adalah Ewan McGregor yang tampil prima memerankan karakter Morris sebagai seorang pria (gay) yang 'ngondek'. Ia bertingkah layaknya perempuan yang lemah gemulai.


Chemistry antara Steven & Morris cukup kuat tapi tetap saja saya tidak terkesan. Ada adegan yang membuat saya geli, yaitu ketika Steven & Morris berdansa, berpelukan dan berciuman di dalam penjara yang gelap sambil diiringi lagu yang sangat romantis. Dari semua kejijikan yang saya tuturkan di atas, terdapat suatu hal yang membuat saya terkesima, yaitu bagaimana kecerdikan Steven dalam meloloskan diri dari penjara sebanyak empat kali dan juga usahanya untuk kembali bersatu dengan sang kekasih, Morris. Film ini juga menyadarkan kita bahwa seorang gay rela berbuat apa saja agar ia bisa selalu bersama dengan pasangannya.
Saya mohon maaf jika review saya terlalu menyudutkan kaum gay.
Jika anda menyukai komedi satir, film ini layak untuk dicoba. Jika tidak, itu terserah anda.

1 comments:

Pengakuan Gay Indonesia said...

Aku gay 1986. Jujur, sex bukan point no 1.
Karena aku butuh hati.
Butuh sayang.
Butuh hubungan.
Gay tidak mesti identik dg nafsu.
Saya mencari hubungan bukan b'arti lebai / kemayu.
Tapi hati saya yg bicara demikian.
Saya tau banyak diluar sana,
gay cuma sebatas mengumbar sex.
Tapi harapan saya tidak untuk liar!
Karena saya masih berharap bs saling setia.
Setia bukan pula hrs mengekang, posesif, & protektif?
Semua berawal bgmn kita membawa hubungan,
bisa menciptakan rasa saling percaya.
Saya bukan mencari kenalan tuk curhat... Tapi berharap special partner!
Saya cuma seorang gay kampung, yg berharap, anda diluar sana tidak keberatan dg jarak.
Menurut saya, gay yg bnr" serius adalah gay yg siap sama" mencari solusi / jalan keluar bgmn kita bs menjalani hubungan...
Itu semua bisa terbaca dari niat anda!!!
Over all kontak saya : O-8-5-6-6-4-6-O-O-7-8-5